ACEH
UTARA - Sebanyak 118 orang pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di
perairan selat malaka tepatnya di Gampong Cot trueng Kecamatan Muara
Batu Kabupaten Aceh Utara Selasa 26 Februari 2013 sekitar pukul 20.00
Wib, mengaku tidak akan kembali lagi ke Negara Miyanmar karena sering
mengalami penyiksaan dan ingin tetap tinggal di Propinsi Aceh
“Kami
tidak ingin lagi kembali ke Negara Myanmar, kami ingin mati di Aceh
karena kami yakin kami tidak akan kelaparan disini karena masyarakat
Aceh merupakan saudara seiman dengan kami”.ujar farid Alam warga etnis
rohingya kepada acehshimbun.com selasa malam 26 Februari 2013, sekitar
pukul 22.30 Wib
“Dari
jumlah kami 126 orang yang mengungsi yang tersisa hanya 118 orang
sementara sisanya 9 orang meninggal di laut lepas karena kehabisan
makanan dan jenazah saudara kami terpaksa kami buang kelaut lepas,
sedangkan dua orang keluarga kami di tembak pasukan Negara Thailand saat
terdampar di Negara tersebut,sedangkan boat kami tumpangi di
tenggelamkan oleh aparat Negara Thailand”.
Farid
Alam menambahkan selama melarikan diri dari penyiksaan di Negara
Myanmar rombongan mereka terkatung-katung selama 32 hari di laut lepas
sehingga banyak di antara mereka yang mati kelaparan. Untuk para
pengungsi tersebut sangat mengharapkan bantuan Pemerintah republik
Indonesia agar tidak melakukan deportasi terhadap mereka dan membiarkan
mereka tetap tinggal di Propinsi Aceh. Ujar farid
Seperti
berita sebelumnya, sejumlah pengungsi yang terdampar mengalami
kelaparan dan sekarang ini mereka sudah mendapat bantuan makanan dan
pakaian dari warga setempat.
“para
pengungsi Rohingya terkatung-katung selama 5 hari dan mereka mengalami
kelaparan dan sekarang ini warga telah memberikan bantuan makanan dan
pakaian”.
Dari
jumlah pengungsi 126 orang tersebut terdapat 3 orang anak-anak di bawah
umur dan 6 orang perempuan sedangkan sisanya berjenis kelamin laki-laki.suber:// acehshimbun.com
0 komentar:
Posting Komentar